Karya: Hj. Muliasih, S.Pd.
Penerapan Pendekatan SAVI, Make a Match, dan RME adalah beberapa pendekatan yang sering dilaksanakan
di Sekolah Dasar dalam meningkatkan aktivitas, proses, dan hasil belajar siswa.
Penerapan Pendekatan SAVI,
Make a Match, dan RME di Sekolah Dasar
ISBN : 978-623-6207-71-0
Penulis: Hj. Muliasih, S.Pd.
Editor: Hati Nurahayu
Cover dan Layout : Tim LeKKas
Redaksi : Cileunyi, Kota Bandunng
Provinsi Jawa Barat
Penerbit: LeKKas
Tebal 150 Halaman, Ukuran 14.8 cm X 21 cm
Cetakan Pertama, Maret 2023
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Sahabat dapat memesan Buku ke 081282180370 Admin
Memahami Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visualizaton, Intellectualy)
a. Belajar Somatic
Somatic atau Somatis berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh- soma. Belajar somatic berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Penelitian neurologi menunjukkan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh, intinya tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh. Jadi dengan menghalangi pembelajaran somatic menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar, berarti kita menghalangi fungsi fikiran mereka sepenuhnya (Meier, 2002: 92). Untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti – ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik dapat membantu pembelajaran. (Meier, 2002: 93).
b. Belajar Auditory
Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. (Meier, 2002: 95).Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam pikiran pembelajar, dapat dilakukan dengan cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2001: 172) menjelaskan kegiatan-kegiatan berbicara dapat dilakukan dengan meminta siswa mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, memberi saran, wawancara, diskusi dan kegiatan-kegiatan mendengarkan dapat dilakukan dengan mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan dan mendengarkan radio.
c. Belajar Visual ( Visualization )
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya bahwa dalam otak terdapat banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain. (Meier, 2002: 97).
Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat melihatapa yang sedang dibicarakan. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika sedang belajar. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2001: 172) menjelaskan bahwa aktivitas visual dapat dilakukan dengan membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
d. Belajar Intellectualy
Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Intelektual adalah bagaian dari yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna. (Meier, 2002:99). Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru, dan belajar. (Meier, 2002:99). Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Orang dapat belajar dengan menyaksikan presentasi (V), membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dengan menggerakkan sesuatu secara simultan (S) untuk menghasilkan piktogram (V) dan memikirkan cara menerapkan informasi yang diperoleh untuk memecahkan masalah (I). (Meier: 2002: 100).
DAFTAR ISI
PRAKATA – ii
DAFTAR ISI – iv
BAGIAN PERTAMA – 1
PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION,INTELLECTUALY) – 1
I. AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR –10
A. Pengertian Belajar – 15
B. Memahami Aktivitas Belajar – 18
C. Mengenal Prestasi Belajar – 20
II. PEMILIHAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI – 25
A. Model Pembelajaran Kooperatif – 26
B, Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif – 30
C. Mengenal Teori Perkembangan Kognitif Piaget-34
D. Memahami Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visualizaton, Intellectualy) – 35
III. MENGENAL MATERI LINGKARAN– 40
A. Pengertian Lingkaran dan Bidang Lingkaran -41
B. Unsur-Unsur dan Bagian-Bagian Lingkaran – 43
C. Keliling dan Luas Bidang Lingkaran – 48
IV. PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN 50
BAGIAN KEDUA
PENERAPAN METODE MAKE A MATCH
PADA PEMBELAJARAN IPS – 55
I. MENGENAL HASIL PEMBELAJARAN IPS- 60
A. Hasil Belajar – 60
B. Pembelajaran IPS – 60
II. MENGENAL METODE MAKE A MATCH – 64
A. Pengertian Metode Pembelajaran Make A Match -64
B. Langkah-langkah Penerapan Metode Make A Match -70
C. Prinsip-Prinsip Metode Make A Match -75
D. Kelebihan Metode Pembelajaran Make A Match – 78
E. Kelemahan Metode Pembelajaran Make A Match – 80
III. PENERAPAN METODE MAKE A MATCH – 90
BAGIAN III
BELAJAR MATEMATIKA MELALUI REALISTIC MATHEMATIC
EDUCATION (RME) – 95
I. Motivasi Belajar Matematika –96
A. Hakikat Motivasi Belajar – 96
B. Fungsi, Peran, dan Pentingnya Motivasi
dalam Belajar Matematika -98
C. Indikator Motivasi Belajar Matematika – 100
D. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar Matematika – 108
II. Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)- 110
A. Filosofi Lahirnya Realistic Mathematics Education (RME)- 110
B. Prinsip-prinsip Realistic Mathematics Education (RME)- 115
C. Karakteristik Realistic Mathematics Education (RME)- 120
III. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) – 125
A. Langkah – langkah Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) – 126
B. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) -130
IV. PENERAPAN PENDEKATAN RME DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) ……………………………………………………….. 135
DAFTAR PUSTAKA – 145
BIONARASI PENULIS – 150