Judul Buku | : | Bau Amis Komunis |
Penulis | : | M. Rizal Fadillah |
Penerbit | : | LEKKAS |
Cetakan I | : | Agustus 2020 |
Tebal | : | 243 Halaman |
ISBN | : | 978-623-7164-74-6 |
Isu PKI (Partai Komunis Indonesia) di Indonesia selalu sensitif untuk dibahas, bahkan dalam memperingati hari kesaktian Pancasila 2020 kemarin, Gatot Nurmantiyo dan “konco-konco”nya membentuk sebuah koalisi yang diberi nama KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia). KAMI dibentuk atas dasar keresahan-keresahan masyarakat yang anti komunis atau lebih tepatnya PKI.
Percobaan merancang kembali undang-undang yang sempat viral kemarin yang kita kenal sebagai RUU HIP (Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasia) menyulut api diatas kayu bakar yang kering. RUU HIP yang diinisiasi DPR RI ini sangat kontrversial dan sarat muatan penyelundupan ideologi selain Pancasila. Penyelundupan berat salahsatunya adalah dihapus atau tidak dicantumkannyadalam konsiderans Tap MPRS No XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang Di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan unruk Menyebarkan atau Mengembangkan Paham atau Ajaran Komunisme/Marxisme Leninisme.
Semangat membuang Tap ini merupakan suatu keanehan nyata sekaligus menimbulkan tanda tanya besar, ada indikasi apa? Hal inilah yang memulai M. Rizal Fadhillah selalu mengawasi dan mengkritisi pergerakan atau perkembahangan RUU HIP tersebut, dan menjadikannya sebagai bahasan utama dalam bukunya yang berjudul “Bau Amis Komunis”.
Walaupun buku ini berisi tentang sekumpulan artikel-artikel beliau yang membahas betapa bahayanya antek-antek PKI yang mulai menunjukkan “batang hidungnya”, namun buku ini cukup membantu kita untuk mengetahui bahaya PKI di masa lalu, dan bahayanya gerakan-gerakan Neo PKI saat ini. Dalam pengantar penulisnya pun cukup dijelaskan tentang Komunisme dan PKI secara singkat, padat dan jelas. Hal tersebut membantu pembaca dalam mengawali isu Komunisme yang menjadi bahasan inti dalam buku ini.
Tulisan-tulisan dalam buku ini sangat kritis dengan tidak hanya menunjukkan opini pribadi yang bersifat subjektif, namun juga penulisnya mengungkap fakta-fakta objektif terhadap pergerakan Neo PKI. Penulisnya seakan-akan ingin meyakinkan kita akan bahaya pergerakan Neo PKI yang mulai menggeliat masuk ke tubuh DPR RI.
Pengawasan dan kritik tajam yang penulisnya lancarkan, bukan hanya kepada pemerintah ataupun DPR RI saja, namun juga mengkritisi partai politik, aparat, bahkan dirinya mengkritisi dan memberikan solusi apa yang harus dilakukan masyarakat dalam menghadapi situasi bahaya Neo PKI saat ini. Hal tersebut dapat membuka wawasan kita tentang bagaimana cara kita bersikap adil dan bijak dalam bersikap.
Maka dari itu, buku “Bau Amis Komunis” ini sangat cocok bagi para pembaca yang masih bertanya-tanya, apa bahaya Neo PKI? Serta dapat membuka jiwa kritis kita bahwa ada pengkhianat yang menggeliat masuk menggunakan topeng “perwakilan rakyat”.