Judul Buku: Panduan Praktis Ibadah Mahdoh Ghoiru Mahdoh Penulis: Dr. Agus Syihabudin, MA. Editor: Kelik N Widiyanto Layout Isi: Tim Lekkas Desain Cover: Tim Lekkas Ukuran: 21 x 14,8 cm Jumlah Halaman: iv+138
Sinopsis:
Buku ini merupakan buku panduan praktis ibadah mahdoh dan ghair mahdoh mazhab Al-Aqsha yang merupakan hasil ijtihadi dan pengalaman spritiualitas atas dasar Tabaruk kepada Kyai-kyai salafi khusus K.H. Hasan Abdul Muhyi, bapak sekaligus guru, semoga Ayahanda Almarhum mendapat tempat yang mulya disisi Allah SWT. Semoga hadirnya buku ini menambah rujukan yang mudah dan praktis bagi umat Islam dalam menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah. Buku ini mudah-mudahan menjadi pedoman tata cara ibadah yang perna diterima oleh penulis selama mondok di pondok modern gontor selama 6 tahun dan hasil atikan didikan kyai sepuh KH. Hasan Abdul Muhyi.
Editor: Hati Nurahayu, Cover dan Layout: Zeihart Atqo Billah
Penerbit : LeKKas , Tebal 150 halaman, A5, Book paper Cover Glossy Double laminating.
Bisa dipesan dengan menghubungi Hati Nurahayu 081282180370
SINOPSIS
Sekolah yang bermutu akan terjadi jika kinerja sekolah efektif dan efisien. Kinerja sekolah terjadi karena kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan tendik bermutu. Selain itu sarana dan prasarana harus mendukung terhadap proses Pendidikan yang bermutu. Kondisi tersebut didukung oleh pengelolaan dan pembiayaan yang efeisien. Semua kinerja tersebut akan terjadi jika ada unsur kepengawasan yang berkualitas oleh pengawas sekolah. Selain itu pengawas sekolah harus mendorong terjadinya peningkatan kinerja sekolah yang optimal dan bermutu.
Kinerja sekolah tersebut harus meliputi keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Keseluruhan proses tersebut ditinjau dari: kebermaknaan proses belajar mengajar; manajemen sekolah; efektivitas budaya sekolah; iklim sekolah yang konduktif; kinerja kepala sekolah yang kuat; output sekolah (hasil prestasi); outcome (benefit); the administrator production function yaitu fungsi manajerial (administrasi); the psychologist’s production function; yaitu fungsi inovatif, kreatif dan produktif; dan the economic production function yaitu fungsi ekonomi (ekonomis).
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Buku ini dapat dimiliki dan pesan ke 081282180370
Quantum learning merupakan gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal. Prinsip utama model quantum learning adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar baik secara positif maupun negatif. Model pembelajaran TANDUR adalah salah satu strategi dalam pembelajaran yang disajikan oleh pendidik untuk membantu mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Model pembelajaran TANDUR adalah penerapan dari Quantum Teaching yang cocok untuk mata pelajaran apapun, dan apapun tingkat kelasnya.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM (QUANTUM TEACHING) DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TANDUR
Quantum learning merupakan gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal. Prinsip utama model quantum learning adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar baik secara positif maupun negatif.
Model pembelajaran TANDUR adalah salah satu strategi dalam pembelajaran yang disajikan oleh pendidik untuk membantu mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Model pembelajaran TANDUR adalah penerapan dari Quantum Teaching yang cocok untuk mata pelajaran apapun, dan apapun tingkat kelasnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya, dan pembaca pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA – iii
DAFTAR ISI – iv
BAGIAN PERTAMA
PROSES BELAJAR MENGAJAR –
I. BELAJAR -10
A. Pengertian Belajar -15
B. Memahami Aktivitas Belajar – 18
C. Mengenal Prestasi Belajar – 20
II. MENGAJAR – 25
A. Pengertian Mengajar – 26
B, Memahami Aktivitas Mengajar – 30
C. Menjadi Profesional dalam Mengajar – 34
D. Trik Mengajar yang Keren -35
III. PROSES BELAJAR MENGAJAR – 40
A. Pengertian Proses Belajar Mengajar – 41
B. Pembelajaran yang Efektif – 43
C. Beragam Odel Pembelajaran dalam Mengajar – 48
IV. MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM 50
Pengertian Pembelajaran Quantum – 51
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Quantum – 55
TRIK Menggunakan Pembelajaran Quantum – 60
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Quantum – 70
V. STRATEGI PEMBELAJARAN TANDUR – 75
A. Pengertian Pembelajaran TANDUR – 75
B. Tujuan dan Manfaat Strategi Pembelajaran TANDUR … 80
C. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran TANDUR … 90
VI PEMBELAJARAN MODEL QUANTUM DENGAN STRATEGI TANDUR – 95
Somatic atau Somatis berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh- soma. Belajar somatic berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Penelitian neurologi menunjukkan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh, intinya tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh. Jadi dengan menghalangi pembelajaran somatic menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar, berarti kita menghalangi fungsi fikiran mereka sepenuhnya (Meier, 2002: 92). Untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti – ganti menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik dapat membantu pembelajaran. (Meier, 2002: 93).
b. Belajar Auditory
Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. (Meier, 2002: 95).Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam pikiran pembelajar, dapat dilakukan dengan cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2001: 172) menjelaskan kegiatan-kegiatan berbicara dapat dilakukan dengan meminta siswa mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, memberi saran, wawancara, diskusi dan kegiatan-kegiatan mendengarkan dapat dilakukan dengan mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan dan mendengarkan radio.
c. Belajar Visual ( Visualization )
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya bahwa dalam otak terdapat banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain. (Meier, 2002: 97).
Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat melihatapa yang sedang dibicarakan. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika sedang belajar. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2001: 172) menjelaskan bahwa aktivitas visual dapat dilakukan dengan membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
d. Belajar Intellectualy
Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Intelektual adalah bagaian dari yang merenung, mencipta, memecahkan masalah, dan membangun makna. (Meier, 2002:99). Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru, dan belajar. (Meier, 2002:99). Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Orang dapat belajar dengan menyaksikan presentasi (V), membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dengan menggerakkan sesuatu secara simultan (S) untuk menghasilkan piktogram (V) dan memikirkan cara menerapkan informasi yang diperoleh untuk memecahkan masalah (I). (Meier: 2002: 100).
Tahap perkembangannya berada pada usia remaja yaitu usia antara 15 sampai 18 tahun sudah memiliki pilihan karir yang cukup jelas dibandingkan dengan anak-anak pada usia sebelumnya. Hal tersebut juga sejalan dengan SKKPD (Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik) pada jenjang SMK dan masuk pada aspek perkembangan wawasan dan kesiapan karir dengan capaian layanan mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni.
Serta memiliki internalisasi tujuan pada tahap pengenalan : mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah, tahap akomodasi : Internalisasi nilai-nilai yang melandasi pertimbangan pemilihan karir alternatif karir, serta pada tahap tindakan : mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang, dan ragam karir.
Remaja yang berada pada tahap ini menganggap penting peranan nilai-nilai pribadi dalam proses pilihan karirnya. Biasanya seorang remaja mulai melihat apa yang sesungguhnya penting bagi dirinya, salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai oleh seorang remaja adalah mampu memilih dan mempersiapkan karir. Tugas perkembangan tersebut penting bagi remaja agar dapat merencanakan karir yang mampu menunjang masa depan.
PROSPEKKARIR SISWA
MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIR
ISBN : 978-623-6207-74-1
Penulis : Haris Firmanadi, S.Pd.
Editor: Hati Nurahayu
Layout: Kelik
Desain Cover: Tim LEkkas
Penerbit: LeKKas
Redaksi :
Cileunyi, Kota Bandung Provimsi Jawa Barat
Cetakan Pertama, Maret 2022
Ukuran : 14.8 cm X 21 cm
Tebal : 100
Percetakan: A1 Finishing
Anggota IKAPI :
No. 351/JBA/2020
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
DAFTAR ISI
BAB I PEMBUKA – 5
Latar Belakang – 5
Tujuan Penulisan – 10
Manfaat Penulisan – 11
BAB II PROSES BELAJAR MENGAJAR …… 20
Pengertian Mengajar … 20
Pengertian Belajar … 24
Tujuan Proses Pembelajaran … 28
Beragam Strategi Proses Belajar Mengajar …. 30
BAB III KAJIAN TENTANG PEMINATAN DAN PROSPEK KARIR – 45
Pengertian Peminatan … 45
Tujuan dan Manfaat adanya Peminatan … 48
Perngertian Prospek Karir … 52
Pembelajaran menerapkan prospek karier …. 56
BAB IV IMPLEMENTASI DI KELAS 60
BAB V KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PEMINATAN DAN PROSPEK ….75